Cara Menghitung Kapabilitas Proses

Kita ingin mengetahui seberapa besar kapabilitas dari suatu proses produksi.

Tulisan ini memberikan contoh sederhana untuk menjawab keingintahuan tersebut.

Proses yang akan diketahui besaran kapabilitasnya adalah proses yang secara statistika berada dalam batas kontrol (berada diantara LCL/Lower Control Limit/Batas Bawah dan UCL/Upper Control Limit/Batas Atas), jika tidak maka kita akan memperoleh gambaran yang tidak benar sehingga pengambilan keputusanpun menjadi tidak tepat.

Mengetahui kapabilitas adalah dengan cara membandingkan lebar sebaran/variasi hasil proses produksi terhadap lebar batas spesifikasi.

Suatu pabrik benang sintetis ingin mengetahui apakah Nomor Benang (biasa disebut Denier) yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi. Denier yang dinginkan (spesifikasi) adalah 300 + 25 Denier. (Catatan: Denier digunakan sebagai nomor benang filament untuk panjang tetap 9000 meter. Contoh, nomor benang 300 Denier artinya untuk panjang 9000 meter beratnya adalah 300 gram. Contoh lain, 1000 Denier berarti beratnya 1000 gram untuk panjang 9000 meter).

Dari setiap shift (3 shift perhari) selama 10 hari petugas laboratorium mengambil sampel dan kemudian melakukan pengukuran Denier, data yang diperoleh segera diketik ke worksheet Minitab seperti berikut.



Pertama, jalankan Minitab normality test, diperoleh P-Value 0,084. Karena P-value lebih besar dari nilai alpha 0,05 maka terima H0, berarti data mengikuti distribusi normal.



Selanjutnya, kita dapat memperoleh informasi dari perhitungan Minitab dibawah ini bahwa Cpk (indeks kapablitas proses) adalah 1,16 dan Z.Bench 3,49.


Interpretasi:
Kapabilitas proses jauh dibawah kelas dunia, oleh karena itu masih perlu ditingkatkan dengan cara mencegah variasi sehingga menurunkan Standard Deviasi. Diperlukan suatu terobosan dan usaha lebih semangat lagi untuk mencapai Performa Kelas Dunia.

Performa Kelas Dunia adalah jika Z.Bench lebih dari 5,5 atau Cpk lebih dari 1,83.***

Catatan:
Lihat artikel lain berjudul: Cp Cpk

*****