16 Mei 2017

3 Sigma VS 6 Sigma


Setiap memproses sesuatu dipastikan tidak akan sama persis, baik prosesnya itu sendiri maupun hasil proses tersebut.

Misalnya untuk memproses sesuatu kita butuhkan panas, tekanan, kecepatan, voltase listrik atau lainnya. Sekalipun digunakan alat kontrol agar sama, tetap saja ia akan berbeda; cobalah ukur temperatur, tekanan, kecepatan dan voltase pasti diperoleh ukuran yang tidak persis sama.

Demikian pula terhadap hasil dari proses tersebut, cobalah ukur apakah beratnya, volumenya, bentuknya atau karakteristik kualitas lainnya, pasti ada perbedaan. Perbedaan terhadap nilai rata-rata itu kita sebut variasi.

Pengukuran yang berulangkali terhadap suatu karakteristik seperti tersebut diatas dan kemudian dicatat atau dikumpulkan maka akan menjadi satu set data. Dari data ini kita hitung nilai rata-ratanya. Setiap data individu dan garis nilai rata-rata dapat kita plot menjadi sebuah grafis sehingga akan tampak jarak antara nilai individu terhadap rata-rata yang tidak sama. Jarak terhadap nilai-rata ini disebut simpangan (deviasi). Keseluruhan simpangan data individu terhadap nilai rata-rata disebut simpangan baku (std.deviasi).
Jika tidak ingin susah menghitung secara manual maka dapat digunakan software Minitab dengan perintah berikut:










Besaran standard deviasi tergantung kepada besaran variasi. Semakin besar variasi maka semakin besar standard deviasi (std.dev.).

Nilai Sigma Proses tergantung kepada standard deviasi. Jika 6 std.dev. sebelah kiri dan sebelah kanan dari rata-rata jatuh didalam batas spesifikasi (USL-LSL) maka proses mencapai tingkat 6 Sigma. Dan apabila 3 std.dev. sebelah kiri dan sebelah kanan dari rata-rata jatuh didalam batas spesifikasi (USL-LSL) maka proses mencapai tingkat 3 Sigma. Lebih jelasnya digambarkan sebagaimana berikut.

Semakin baik proses maka semakin kecil variasi yang ditimbulkannya, dan semakin kecil pula std.dev. karenanya. Oleh karena std.dev. semakin kecil maka keberadaan jatuh di dalam area spesifikasi semakin tinggi, sehingga nilai Sigma semakin tinggi.
Sebaliknya, semakin lemah suatu proses maka semakin tinggi variasi yang timbul, sehingga semakin tinggi pula std.dev., dengan demikian semakin sedikit yang jatuh di dalam area spesifikasi. Kondisi ini membuat semakin rendah nilai Sigma.

Nilai Sigma Proses dapat dihitung cepat dan mudah dengan menggunakan software Minitab dengan perintah berikut.


* Data yang diukur untuk kemudian digunakan menghitung nilai Sigma proses adalah merupakan data kontinyu atau data variabel.

Sementara data yang diperoleh dengan cara menghitung disebut data diskrit atau data atribut atau data go no go. Data ini dipergunakan untuk menghitung nilai Sigma produk. Semakin tinggi sigma produk maka menunjukkan bahwa proses yang memproduksinya semakin baik.

Untuk menghitung sigma produk dibutuhkan sejumlah data melalui observasi, jumlah defect dan jumlah opportunity of defect (kumungkinan terjadi defect). Minitab atau Excel berikut biasa digunakan untuk menghitung Sigma produk tersebut.

Semoga bermanfaat.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar