12 April 2017

Memahami Kemampuan Proses


Satu diantara beberapa cara mengukur kemampuan proses adalah dengan ukuran nilai Sigma. Semakin tinggi kemampuan proses maka angka sigma yang diperoleh semakin tinggi pula.

Perhatikan dua kurva berikut yang menggambarkan kemampuan proses pada posisi 3 dan 6 Sigma.

3 Sigma.

Kurva pertama adalah merupakan suatu set data yang diperoleh melalui pengukuran. Sebaran data sebagian berada di antara batas spesifikasi (USL - LSL) dan sebagian tersebar di luar.
Variasi serta simpangan baku lebar jaraknya terhadap Mean, sehingga hanya 3 Std.dev. dari Mean yang berada di antara batas spesifikasi.

6 Sigma.


Pada kurva kedua, sebaran serta simpangan baku lebih dekat jaraknya terhadap Mean, sehingga 6 Std.dev. dari Mean berada diantara batas spesifikasi yang sama dengan batas spesifikasi kurva pertama. Hal ini disebabkan proses yang terkendali dengan baik akan menghasilkan variasi yang kecil serta  Std.Dev. /Simpangan baku yang rendah.

Contoh.


Pada sebuah pabrik pemintalan benang sintetis polyester filament kerataan nomor benang (Denier) salah satunya diatur dengan memompakan polymer keluar dari spinnerette. Putaran (revolusi) gear pump tersebut dibatasi secara electronic.

Pertanyaan yang timbul seberapa besarkah kapabilitas gear pump memompakan polymer tersebut ?
Pasti ada variasi polymer weight yang keluar dari spinnerette. Apabila variasi yang terjadi besar maka variasi nomor benangpun menjadi besar, jika polymer weight (berat polymer) berada dibawah LSL maka tingkat benang putus pada proses berikutnya akan menjadi tinggi. Jika berat polymer berada diatas USL maka nomor benang menjadi besar dan diluar standard atau reject.

Karena itulah maka polymer yang keluar dari spinnerette mesti diukur beratnya secara berkala agar dapat mengidentifikasi dan mengendalikan proses putaran gear pump supaya selalu memompakan polymer dengan jumlah yang selalu berada pada batas spesifikasi, serta rata-rata beratnya selalu mencapai target yang ditentukan. ***