04 April 2017

Menghitung Nilai Sigma

Nilai Sigma.


Nilai Sigma adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa besar kemampuan suatu proses. Ia berlaku secara umum, artinya jika disebutkan suatu nilai misalnya 3 atau 6 sigma maka akan sama pemahamannya.

Semakin tinggi nilai sigma maka mengindikasikan bahwa semakin baik proses ataupun produksi yang dimaksud. Enam sigma jauh lebih baik dibandingkan 3 sigma.

Nilai Sigma yang tinggi terjadi adalah karena sangat kecilnya variasi pada proses, atau sangat kecilnya defect/cacat. Jika proses buruk maka kecillah nilai sigma.

Nilai Sigma ada dua, yaitu Nilai Sigma Proses dan Nilai Sigma Produk.


Nilai Sigma Proses.


Nilai Sigma Proses dihitung dari data yang diperoleh dari mengukur suatu karakter kualitas seperti ukuran panjang, luas, isi, kecepatan, tekanan, suhu, dan lain-lain. Yang penting adalah hasil dari mengukur.


Misal data hasil pengukuran tersebut seperti berikut,








Setelah data diperoleh ketikkan ke worksheet kemudian jalankan Minitab untuk menghitung, dengan perintah:
Stat > Quality Tools > Capability Analysis > Normal > Data di Single column > ketik 1 di Subgroup size > ketik 60 di Lower spec > ketik 80 di Upper spec > Options > ketik 70 di Target > centang Benchmark Z's (sigma level) > OK > OK.
Ini hasilnya:





Nilai Sigma (Z.Bench) sangat rendah yaitu 0,20. Hal ini disebabkan oleh tingginya Standard Deviasi sebesar 11,1871 dan rata-rata data 75,1563 tidak pada target 70. Dan juga disebabkan oleh banyak data yang berada diluar spesifikasi LSL 60 dan USL 80.
Secara grafis sebaran data dapat dilihat pada gambar berikut.















Jadi, untuk menghitung Nilai Sigma dibutuhkan:
a. Spesifikasi (LSL dan USL).
b. Target.
Artinya data dibandingkan terhadap Spesifikasi dan Target. Jika sebaran data berada di dalam area spesifikasi dengan sebaran yang sempit serta rata-rata berada pada target (disebut AKURAT dan PRESISI) maka Nilai Sigma akan tinggi.


Nilai Sigma Produk.


Data untuk Nilai Sigma Produk adalah data yang diperoleh dengan menghitung. Misalnya data banyaknya  defect dari sejumlah produk. 
Untuk mengitung Nilai Sigma Produk dibutuhkan 3 hal :
a. Jumlah observasi (U).
b. Jumlah defect (D)
c. Defect opportunity (peluang terjadinya defect) (OP).

Cara mengitungnya sebagai berikut:





D adalah jumlah defect, U adalah jumlah unit yang diobservasi, OP adalah jumlah opportunity, TOP adalah total opportunity, DPU adalah defect per unit, DPO adalah defect per opportunity, dan DPMO adalah defect per million opportuniy.
Nilai DPMO yang diperoleh dikonversikan ke Nilai Sigma menggunakan tabel:


Untuk 6 Sigma DPMO nya adalah 3,4 (pada tabel diatas dibulatkan menjadi 3), artinya terdapat 3,4 defect dari sejuta peluang.

Agar lebih mudah dan tidak perlu menggunakan tabel konversi maka dapat digunakan formula yang ada pada excell.






Hanya dengan mengetikkan angka pada kolom D, U dan OP maka segera diperoleh Nilai Sigma Produk.

Penutup.


Usaha yang dilakukan untuk mengurangi variasi, sebaran atau deviasi akan membuahkan hasil Nilai Sigma proses maupun produk akan menjadi tinggi. Ini akan berdampak signifikan dengan meningkatnya effisiensi dan produktivitas, menurunnya waste, biaya, defect dan berbagai pemborosan, meningkatnya daya saing dan penjualan, serta meningkatnya keuntungan perusahaan.

Sekian, semoga bermanfaat, selamat berkarya..***