Sering pula kita melihat di
berbagai media adanya pemberitahuan dari perusahaan sedang mencari tenaga QA-QC
baik untuk posisi manager maupun staff.
QA-QC memang sangat penting
bagi suatu perusahaan, agar produk yang dihasilkannya memenuhi persyaratan
pelanggan.
Pada
perusahaan yang memiliki Departemen QA-QC, hampir seluruh hal tentang kualitas
diserahkan kepada Departemen QA-QC. Mereka diberi tanggung jawab kualitas mulai
dari bahan baku kemudian prosesnya dan terakhir produknya. Sementara bagian
produksi tidak demikian.
Melihat hal
tersebut dapat kita katakan bahwa Departemen QA-QC sangat berat bebannya.
Semakin besar
tanggung jawab Departemen QA-QC akan semakin banyak pekerjaan yang mesti mereka
kerjakan, dan semakin banyak pula dibutuhkan staff dan waktu.
Keadaan bahwa
Departemen QA-QC bertanggung jawab terhadap kualitas makin berkembang dari
waktu ke waktu.
Sejatinya
Departemen QA-QC tidaklah menghasilkan uang bagi perusahaan. Yang jelas-jelas
menghasilkan uang hanyalah Departemen Produksi yang menghasilkan barang siap
jual.
Departemen
QA-QC layaknya sebagai perusahaan di dalam perusahaan yang harus dibayar alias
menyedot uang perusahaan. Semakin besar Departemen QA-QC akan semakin banyak
uang yang dikeluarkan oleh perusahaan, tentu ini merupakan pemborosan besar.
Tanggung
jawab QA-QC seharusnya diemban oleh Departemen yang membuat barang yaitu
Departemen Produksi. Hapus atau tiadakan Departemen QA-QC, cukuplah disebut
sebagai Laboratorium Uji saja yang kedudukannya dibawah manager produksi.
Dengan demikian pemborosan dapat dicegah.
Oleh karena
kualitas menjadi tanggung jawab pembuat barang, maka pegawai proses produksi
mulai dari operator sampai manager wajib dibekali kompetensi QA-QC agar mereka memiliki
kemampuan merencanakan, mengendalikan, dan memonitor kualitas. Tanamkan
pola-pikir bahwa proses yang baik akan menghasilkan produk yang baik tanpa
cacat sama sekali.
Kompetensi
QA-QC yang harus dimiliki antara lain tentang proses, quality tools dan
statistics tools sbb:
1.Merencanakan
kualitas.
2.Teknik
pengambilan/pengumpulan sample.
3.Tool
analisa data diskrit dan kontinyu.
4.Manajemen
sistem pengukuran.
5.Spread dan
Centering.
6.Process
Capability.
7.Hypothesis test.
8.Statistical
process control.
9.Graphical
Analysis.
10.Regression.
11.Descriptive
statistics.
12.Normality
test.
13.Chi
square.
14.ANOVA.
15.D.O.E.
16.Run chart.
17.Pareto.
18.Time
series plot.
19.Trend
analysis.
20.Root cause
analysis.
21.etc.
Note: Kepada
operator produksi berikan kompetensi yang sederhana saja sesuai kapasitas
mereka. Selebihnya berikan kepada supervisor dan manager.
Semua hal
diatas dapat dilakukan dengan merubah pola pikir yaitu tanggung jawab QA-QC
adalah tanggung jawab Departemen Produksi, “yang berbuat yang bertanggung
jawab”.
Sekian, Anda
bebas memilih dan menentukan.
Semoga
bermanfaat.
Salam.***