Kompetensi hubungannya dengan Lean

Kompetensi adalah:
Apa yang dibawa orang kedalam pekerjaan (kualitas pribadi, sikap, pengetahuan, ketrampilan, tanggung jawab dan dapat dipercaya).
Apa yang dilakukan saat bekerja (perencanaan, pengendalian, perakitan, dll.).
Apa yang dicapai orang.

Perusahaan yang lean adalah yang berbagai aktifitasnya memiliki nilai tambah, karena itu perhatikanlah 8 tipe yang tidak memberikan nilai tambah berikut ini:

1. Transportasi atau pengangkutan yang tidak perlu.
2. Persediaan berlebih.
3. Gerakan yang tidak perlu.
4. Menunggu.
5. Produksi berlebih (over production).
6. Pemrosesan secara berlebih atau keliru.
7. Produk cacat.
8. Kurang ilmu pengetahuan / "gak nyambung".

Semua hal diatas merupakan pemborosan bagi perusahaan. Kadangkala hal tersebut terjadi sepanjang masa, oleh karena tidak seorangpun peduli untuk serius memperbaikinya. Lama kelamaan ini akan menjadi hal yang biasa saja bagi setiap orang di semua tingkatan dalam organisasi perusahaan. Ujung-ujungnya daya saing menjadi lemah, sehingga susah untuk berbisnis secara global.

Salah satu yang perlu mendapatkan perhatian lebih dalam organisasi adalah kompetensi karyawan.

Kompetensi sangat mempengaruhi tingkat kinerja perusahaan. Bila kompetensi rendah maka kinerja perusahaan akan rendah pula atau tidak lean.

Sudah selayaknya apabila perusahaan ingin lean atau ingin menjadi perusahaan dengan skala dunia (kapabiltas 5,5 sigma atau lebih) berusaha untuk meningkatkan kompetensi karyawan yang dimiliki.

Apabila karyawan adalah asset perusahaan maka lakukanlah cara-cara yang baik untuk meningkatkan kompetensi. Salah satu caranya adalah dengan merancang suatu program pelatihan yang berjenjang. Tidak mungkin kompetensi akan meningkat dengan sendirinya tanpa ada pelatihan-pelatihan.

Tetapkan budget untuk pelatihan dan buat target ROI (Return On Investment) untuk ini. Lakukan ini dengan usaha serius, konsisten dan komit. Dengan demikian "world class company" bukanlah sekedar mimpi, dalam waktu 3 tahun akan terwujud.***