Penyebab Pabrik Tekstil Tutup

Hari ini beberapa media memberitakan banyak pabrik tekstil yang tutup dan mem-PHK karyawannya. 

Selain itu juga tersiar kabar bahwa banyak pabrik tekstil yang susah menjalankan bisnisnya dan beberapa sudah mengurangi jumlah karyawannya.

Berita diatas diikuti dengan adanya demo buruh berkaitan situasi tersebut.

Apa yang menjadi penyebab pabrik tekstil tutup ?

Sebelum lebih jauh, saya sampaikan ada 3 kelompok industri tekstil jika dilihat dari sudut pandang problem solving, yaitu :

1. Pabrik Tekstil yang hanya mengandalkan logika dan intuisi untuk menyelesaikan masalah yang timbul. Pencapaiannya maksimal di 3 Sigma (yield 93,319%; defect = 6,681%).

2. Pabrik Tekstil yang menggunakan 7Tool, CEDAC maupun SPC atau lainnya untuk menemukan/mengidentifikasi masalah yang akan timbul maupun yang sedang timbul. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan data dan teknik analisa. Pencapaiannya dikisaran 3 sampai 4 Sigma (yield 99,378%; tingkat defect = 0,621%).

3. Pabrik Tekstil yang sangat peduli dengan berbagai macam pemborosan/waste. Mereka menggunakan methodology yang lebih fokus terhadap proses ketimbang produk seperti metode Lean Six Sigma. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan data dan teknik analisa yang lebih advance. Pencapaiannya diatas 4 Sigma, bahkan mampu masuk ke tingkat World Class (kelas dunia)  dimana tingkat defectnya dibawah 0,023% dan yield 99,977%. Level tertinggi adalah 6 Sigma (yield 99,9966%; 3,4 DPMO / Defect Per Million Opportunity).

Penyebab pabrik tekstil tutup dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu karena faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal.

Ada banyak hal terkait dengan faktor eksternal. Saya tidak akan menguraikannya, saya akan melihat faktor internal saja.

Faktor internal.

Pabrik tekstil adalah pabrik yang merubah bahan baku menjadi produk yang memenuhi syarat untuk dibuatkan pakaian di industri garmen atau lainnya.

Proses diawali dengan pembuatan benang di pabrik pemintalan. Ada dua tipe proses yaitu Melt Spinning (Pemintalan Leleh) dan Spun Spinning. 

Proses Melt Spinning berbahan polyester atau polyamide atau polyethyline berbentuk granular/butiran (disebut: chip) yang dilelehkan untuk menjadi benang serat panjang (filament).

Proses Spun Spinning berbahan kapas atau rayon atau polyester yang seratnya pendek yang dipintal menjadi benang.

Benang yang memenuhi syarat kemudian diolah menjadi kain di mesin tenun atau mesin rajut. Hasilnya berupa kain tenun (Woven Fabric) atau kaos (Knitted Fabric).

Selanjutnya kain diproses untuk disempurnakan (finishing), bisa dicelup (dyeing), bisa di sablon (printing), tergantung keperluan.

Setelah selesai proses finishing barulah kemudian masuk ke industri garmen maupun konveksi.

Proses panjang seperti diatas menimbulkan banyak sekali CtQ di titik-titik setiap proses. Kalau jeli maka akan ditemukan ratusan CtQ.

CtQ merupakan singkatan dari Critical to Quality yang berarti hal-hal penting yang mempengaruhi kualitas proses dan hasil. CtQ harus diidentifikasi (identify) kemudian diperbaiki (improve) dan dikendalikan (control) serta dipantau (monitor).

CtQ yang banyak dan lemah akan berakibat pada kualitas proses dan hasil menjadi buruk. Kualitas rendah berakibat pada biaya menjadi tinggi. Tidak hanya biaya saja, kualitas rendah sangat berdampak pada terlambatnya pengiriman ke pelanggan. Sehingga pelanggan beralih ke produsen lain. Ujungnya order berkurang bahkan mungkin tidak ada sama sekali...tutup deh pabrik.

Langkah pencegahan agar pabrik tekstil tidak tutup.

Ini hanya tentang internal saja, tidak tentang eksternal.

1.Gunakan teknik-teknik modern untuk peningkatan performa, seperti Lean Six Sigma dan QCC 7 Tool.

2.Libatkan semua orang mulai operator, supervisor, manager dan direktur untuk peningkatan performa. 

3. Laksanakan 1 dan 2 diatas dengan konsisten.

Kesimpulan

.Yang dapat dilakukan agar pabrik tekstil tidak tutup adalah melakukan perbaikan tidak hanya eksternal saja akan tetapi juga internal secara berkesinambungan.

.Pabrik Tekstil Indonesia harus meningkatkan ketahanan terhadap serbuan Tekstil India China dan Vietnam dengan cara buatlah produk dengan kualitas lebih tinggi dan harga lebih murah...dengan cara ini serbuan dari luar tidak akan berdaya...dan pada saatnya nanti justru tekstil negeri kita yang mampu menyerbu negara mereka.***


Sekian, semoga bermanfaat.

Salam***